12 December 2009
Tipu Sultan, Harimau dari Kesultanan Mysore India
Tipu Sultan merupakan seorang yang sangat religius dan toleran terhadap pemeluk agama lain.
Dunia Islam memiliki banyak pejuang gigih. Salah satunya adalah Sultan Fateh Ali Tipu yang lebih dikenal Tipu Sultan. Nama lain yang disematkan pada dirinya adalah Harimau dari Mysore. Ia memang penguasa Kesultanan Mysore di India dari 1782 hingga ia mangkat pada 1799.
Tipu Sultan adalah putra pertama dari Haidar Ali dengan istri keduanya, Fatima atau Fakhr-un-nissa. Dan rupanya, ia tak hanya dikenal sebagai penguasa, tetapi juga seorang ilmuwan, prajurit, serta pujangga.
Tipu lahir di Devanahalli, sekarang merupakan distrik Bangalore, yang berjarak 33 km sebelah timur Bangalore. Dia dikenal sebagai orang yang sangat religius dan sangat toleran dalam interaksi dengan pemeluk agama lainnya.
Sebagai seorang penguasa Muslim dan sebagian besar rakyatnya beragama Hindu, Tipu sering menghadapi sejumlah masalah dalam membangun kekuatan legitimasi pemerintahannya. Namun, ia terus mencari jalan keluar agar rakyatnya itu agama menerima dengan tangan terbuka.
Sejumlah pakar sejarah mengungkapkan bahwa Tipu memiliki sikap yang egaliter terhadap orang-orang Hindu. Namun, ia akan bersikap tegas ketika menghadapi pertentangan dalam masalah politik. Ia akan dengan segera menuntaskan masalah tersebut.
Tak hanya jalinan hubungan harmonis yang ia bangun dengan pemeluk agama berbeda, termasuk rakyatnya. Selama pemerintahannya, Tipu Sultan melakukan sejumlah pembangunan dalam skala besar. Ia misalnya, membangun bendungan Khrishna Raja Sagara di Sungai Cauvery.
Tipu Sultan juga menyelesaikan proyek yang telah dirintis ayahnya, Haidar Ali, yaitu proyeek Lal Bagh. Ia membangun banyak jalan, gedung-gedung publik, serta pelabuhan di sepanjang garis pantai Kerala. Pembangunan ekonomi untuk kesejahetraan rakyatnya, juga ia perhatikan.
Dalam masa pemerintahannya, Tipu Sultan tak hanya mengembangkan perekonomian dan perdagangan domestik. Namun, ia memperluas dengan melakukan perdagangan dengan neger-negeri tetangga seperti Sri Lanka, Afghanistan, Prancis, Turki, dan Iran.
Tak lupa, ia membangun kekuatan militernya untuk meningkatkan pertahanan negara. Ia mengembangkan sebuah lembaga pendidikan militer di Mysore. Bahkan, lembaga pendidikan itu menjadi pusat pendidikan bagi para pangeran di India.
Kekuatan militer Tipu Sultan yang mumpuni, terlihat saat pasukannya mampu memukul mundur pasukan Inggris dalam Perang Mysore Pertama dan Kedua. Dan, keberhasilan ini kemudian meningkatkan reputasi militer yang dimilikinya.
Mantan presiden India, Abdul Kalam, dalam sebuah orasinya pernah mengatakan, Tipu Sultan merupakan inovator di dunia perang, yang memelopori penggunaan roket. Penggunaan roket oleh pasukan Tipu Sultan terjadi ketika menyerang pasukan Inggris di Srirangapatna.
Roket yang digunakan Tipu Sultan ini kemudian diambil Inggris dan hingga sekarang masih disimpan di Royal Artillery Museum di London. Abdul Kalam juga mengatakan bahwa sebagian besar pertempuran Tipu Sultan menuai kemenangan gemilang.
Sebelum melakukan perlawanan terhadap pasukan dari luar, pasukan Tipu Sultan mampu menaklukkan sejumlah kerajaan kecil di wilayah selatan Mysore. Dia mengalahkan Marathas dan Nizams dan juga beberapa penguasa India yang telah mengalahkan pasukan Inggris.
Tipu pernah membantu ayahnya, Haidar Ali, mengalahkan Inggris di Perang Mysore Kedua. Inggris akhirnya mau melakukan negosiasi dalam sebuah perjanjian yang disebut Perjanjian Mangalore. Namun, ia mampu dipukul mundur pada sejumlah perang berikutnya.
Pada Perang Anglo-Mysore Ketiga dan Perang Anglo-Mysore Keempat, pasukan Tipu Sultan harus mengakui keunggulan lawan dan mundur. Sebab, musuh membentuk aliansi yang kuat antara British East India Company, Nizam dari Hyderabad dan negeri kecil, Travancore.
Tipu Sultan memiliki seorang kepercayaan yang bernama Sirdar Yar Muhammad yang juga dikenal sebagai Ghazi-e Mysore. Sirdar merupakan putra Shah Muhammad, seorang sufi. Tipu sendiri menjadi salah satu murid Shah Muhammad ini.
Tak lama setelah Sirdar Yar bergabung dengan tentara Mysore, ia segera menjadi salah salah satu jenderal favorit Tipu Sultan. Sebab, Tipu melihat perilaku patriotik, pemberani, dan sikap gagah berani Sirdar Yar dalam medan perang dan dia sangat bangga akan hal itu.
Salah satu perang yang dibanggakan Tipu Sultan yaitu saat Sirdar Yar terlibat dalam perang di Seringapatam pada 1799. Namun, keperkasaannya mulai luluh ketika Tipu Sultan mangkat. Sirdar tak mampu mempertahankan ibu kota Mysore, Srirangapattana, dari serangan Inggris.
Sirdar Yar merasa terpuruk. Dia melarikan diri ke bukit-bukit Kullu, kemudian lari ke pusat Punjab Maharaja Ranjit Singh. Dengan demikian, dia berhasil menghindari penangkapan oleh pasukan Inggris. Ia kemudian menjadi salah satu buronan penting pasukan Inggris.
Selama menjadi penguasa, Tipu Sultan juga menorehkan pencapaian gemilang lainnya. Ia menerapkan sistem mata uang, perbankan, sistem kalender, dan ukuran baru. Ia membuat mata uang atas namanya sendiri yang kemudian digunakan secara luas dalam perdagangan.
Tipu yang merupakan seorang sufi, sebenarnya berkeinginan untuk menjadi seorang sufi, tetapi ayahnya Hyder Ali bersikeras bahwa dia mampu menjadi prajurit dan pemimpin besar. Dan, keinginan ayahnya kemudian terwujud, Tipu Sultan menjadi prajurit tangguh dan penguasa. dyah ratna meta novia
Sultan di Medan Perang
Tipu Sultan mulai mempelajari taktik militer saat usia 15 tahun atas permintaan ayahnya, Haidar Ali. Pada 1766, ia sudah menemani ayahnya saat bertempur melawan Inggris dalam Perang Mysore Pertama. Ia menjadi komandan korps kavaleri dalam invasi Carnatic pada 1767 saat berusia 16 tahun.
Perang Mysore Kedua
Tipu Sultan memimpin sekelompok pasukan besar dalam Perang Mysore Kedua pada Februari 1782, dan dia mengalahkan Kolonel Annagudi Braithwaite di tepi Kollidam. Meski saat itu ia berhasil mengalahkan pasukan Inggris, namun ia menyadari Inggris merupakan ancaman serius India.
Tipu Sultan menyita semua senjata musuh dan menawan pasukan yang kalah tersebut. Sebelumnya pada Desember 1781, ia berhasil merebut Chittur dari kekuasaan Inggris. Kehebatan Tipu tidak bisa terlepas dari upaya ayahnya Haidar Ali yang memberikan pelatihan militer terhadapanya sejak remaja.
Perang Kedua Mysore berakhir dengan Perjanjian Mangalore. Perjanjian antara Sultan India dan Kolonial Inggris tersebut menjadi dokumen bergengsi dalam sejarah India. Meskipun demikian, Perang Mysore Kedua dianggap memiskinkan negara.
Pertempuran Pollilur
Pertempuran Pollilur terjadi pada 1780 di Pollilur dekat Kota Kanchipuram. Pertempuran ini merupakan bagian dari perang Anglo-Mysore kedua. Tipu dikirim oleh Haidar Ali dengan 10.000 laki-laki dan 18 senjata untuk mencegat Kolonel Baillie yang sedang dalam perjalanan untuk bergabung dengan Sir Hector Munro.
Dalam pertempuran tersebut, sekitar 200 orang ditangkap hidup-hidup, tentara Sepoy yang berjumlah sekitar 3.800 orang juga ditangkap. Akibatnya, Munro harus mundur ke Madras dan menelantarkan pasukan artilerinya di dekat sebuah tangki air Kanchipuram.
Perang Srirangapattana
Dalam perang ini, Inggris mengerahkan 26 ribu prajurit. Sedangkan Nizam dari Hyderabad yang merupakan aliansi Inggris menyediakan 10 batalion dan lebih dari 16.000 kavaleri. Sementara, Tipu Sultan memimpin 30 ribu prajurit.
Tipu Sultan meninggal dalam pertempuran tersebut. Wellesley, salah satu pemimpin pasukan Inggris, memastikan kematian Tipu Sultan setelah meraba denyut nadinya tak lagi berdetak. Tipu gugur di gerbang jalan yang terletak 300 meter dari Benteng Srirangapattana.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment