Karya-karya sastra Jawa yang dilahirkan pada masa kerajaan Mataram banyak yang bernapaskan Islam, kata pengamat budaya Jawa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof Dr Endang Nurhayati.
"Hal itu bisa terjadi karena pemerintah Jawa selepas kerajaan Demak telah banyak menjadi pusat budaya Islam-Jawa," kata Endang dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Budaya Jawa Fakultas Bahasa dan Seni UNY di Yogyakarta, Kamis (10/12).
Ia mengatakan, munculnya karya-karya tersebut tidak terlepas dari campur tangan penguasa yang memiliki kekuasaan "khalifatullah sayidin panata gama" (manusia yang menjadi tangan kanan Allah untuk memgembangkan Islam di bumi dan menegakkan kehidupan beragama).
"Salah satu khalifatullah yang menyebarluaskan nilai-nilai agama Islam di Jawa lewat karya tulis adalah Ingkang Sinuhun Paku Buwana IV dengan karyanya serat wulang reh. Karya itu secara jelas menuntun manusia ke jalan Allah lewat membaca Alquran," katanya.
Menurut dia, peradaban Islam telah memengaruhi pandangan hidup orang Jawa sejak Kesultanan Demak mengambil alih kekuasaan Majapahit. Runtuhnya Majapahit merupakan awal perubahan peradaban Jawa dari Hinduisme ke Islam.
"Pada awalnya peradaban Islam masuk lewat 'wong cilik' karena para wali sulit menembus kerajaan Majapahit yang menolak keras ajaran Islam. Melihat peluang itu Kesultanan Demak memanfaatkan secara politik untuk mengambil alih kekuasaan," katanya.
Ia mengatakan, dengan bantuan masyarakat bawah dan para wali, Majapahit berhasil diruntuhkan dan kekuasaan beralih ke Demak. "Pada saat itu pula priyayi mulai menjalankan syariat Islam. Meskipun sebagian santri masih memandang mereka melaksanakan syariah tersebut atas dasar politik," katanya.
No comments:
Post a Comment