13 January 2009

Al-Idrisi Pencipta Globe

Palermo, Sicilia, tahun 1138 M. Sebuah pertemuan istimewa antara seorang raja Kristen dengan Ilmuwan Muslim berlangsung di istana kerajaan Sicilia. Dalam suasana keakraban, Raja Roger II – penguasa Sicilia- secara khusus menyambut kedatangan tamu Muslim kehormatannya dengan ‘karpet merah’. Sang Ilmuwan Muslim dipersilahkan duduk di tempat terhormat.
Keduanya berbincang dalam pertemuan yang dibilang tidak lazim. Betapa tidak, disaat umat Islam berjihad melawan tentara salib di Yerusalem, dua peradaban yang berseberang duduk berdampingan dengan penuh kehormatan di sicilia, bekas wilayah kekuasaan Islam. Ilmuwan Muslim ini bernama al-Idrisi. Dia adalah geographer dan kartografer (pembuat peta) termashur abad XII.
Kepopuleran al-Idrisi dalam dua bidang ini telah membuat sang raja Nasrani ini kepincut. Apalagi, Raja Roger II sangat tertarik dengan studi geografi. Raja Roger II mengundang al-Idrisi agar dibuatkan peta oleh sang ilmuwan Muslim ini. Pada era itu, belum ada ahli geografi dan kartografi Kristen yang mumpuni untuk membuat peta dunia secara akurat. “Saat itu, geographer dan kartografer Barat masih menggunakan pendekatan simbolis dan fantasi,” tulis Frances Carney Gie dalam tulisannya berjudul al-Idrisi and Roger’s Book.
Alih-alih menggunakan pendekatan ilmiah seperti yang dilakukan Ilmuwan Muslim, sarjana Barat masih percaya pada mistis dalam membuat peta. Sehingga tak ada jalan bagi King Roger II untuk memenuhi ambisinya, kecuali ia harus berbesar hati meminta bantuan pada Ilmuwan Islam. Dalam peertemuan itu, mereka sepakan membuat peta dunia pertama yang akurat dalam tempo 15 tahun. Untuk mewujudkannya, didirikanlah akademi Geografi yang dipimpin oleh mereka berdua.
Mega proyek pembuatan peta dunia itu melibatkan 12 sarjana, 10 orang adalah sarjana muslim. Kota Palermo adalah berkah tersendiri bagi al-Idrisi dalam pembuatan peta. Sebab, di kota inilah para navigator dan pelaut dari berbagai wilayah seperti Mediterania, Atlantik, dan perairan utara bertemu. Al-Idrisi pun menggali informasi dari mereka yang tengah beristirahat di Palermo. Penjelasan seorang navigator dikonfrontir pada navigator lainnya. Hasil kajian ini lalu dirumuskan.
Selama bertahun-tahun, Al-Idrisi menyaring fakta yang berhasil dikumpulkannya. Ia menggunakan keterangan yang paling jelas sebagai acuan pembuatan peta. Menjelang tenggat waktu yang ditentukan, peta yang diinginkan Raja Roger II akhirnya selesai pada tahun 1154.
Sebagai geographer yang meyakini bumi ini bulat, al-Idrisi secara gemilang membuat globe dari perak. Bola bumi yang diciptakannya itu memiliki berat sekitar 400 kg. Dalam globe itu, al-Idrisi menggambarkan enam benua, dilengkapi dengan jalur perdagangan, danau, sungai, kota-kota utama, daratan, dan gunung-gunung. Tak hanya itu, globe tersebut juga memuat informasi tentang jarak, panjang, dan tinggi secara akurat. Untuk melengkapi globe yang dirancangnya, al-Idrisi menulis buku berjudul al-Kitab al-Rujari (Buku Roger) yang didedikasikan untuk sang raja.
Selain menulis Buku Roger, al-Idrisi jaga marampungkan penulisan kitab Nuzhat al-Musthaq fi Ikhtiraq al-Afaq. Ini adalah Ensiklopedi Geografi yang berisi peta dan informasi mengenai Negara-negara di Eropa, Afrika, dan Asia yang pertama kali diterbitkan secara rinci. Setelah itu, dia juga menyusun ensiklopedia yang lebih komprehensif berjudul Rawd-Unnas wa Nuzhat al-Nafs. Selama mendedikasikan dirinya di Sicilia, al-Idrisi membuat sebanyak 70 peta daerah yang sebelumnya tak tercatat dalam peta.
Al-Idrisi memang sangat fenomenal. Dua abad sebelum Marco Polo menjelajahi samudera, ia sudah memasukkan seluruh benua seperti asia, eropa, afrika, dan utara Equador ke dalam peta yang diciptakannya.
Lantas, siapa sebenarnya al-Idrisi sebenarnya? Ilmuawan ini memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi Ash-Sharif. Selain dikenal sebagai Kartografer dan Geografer, Ilmuwan kelahiran Ceuta, Maroko tahun 1100, juga dikenal dengan nama singkat al-Sharif al-Idrisi al-Qurthubi. Orang Barat menyebutnya dengan nama Edrisi atau Dreses.
Laiknya kebanyakan Geografer, al-Idrisi banyak melakukan pengembaraan ke tempat yang jaraknya terbilang jauh, meliputi Eropa dan Afrika Utara. Ia melukan pengembaraan untuk mengumpulkan data tentang geografi.
Sebagai Ilmuwan yang cerdas, al-Idrisi mengombinasikan pengetahuan yang diperolehnya dengan hasil temuan langsung. Itulah yang membuat pengetahuannya terhadap seluruh bagian dunia sangat komprehensif. Pengetahuannya yang luas tentang geografi dan kartografi membuatnya dikenal dunia. Para navigator laut dan ahli strategi militer pun sangat tertarik dan menaruh perhatian terhadap terhadap pemikiran al-Idrisi. Dibanding geographer Muslim lainnya, figure dan hasil karyanya lebih kesohor di Eropa. Al-Idrisi meninggal dunia di Sicilia pada tahun 1160.

2 comments:

Anonymous said...

salam ya akhi saya copy tulisan nya.....syukran...

Ristu hasriandi Khoo said...

silahkan di copas...