Pada awal abad X Masehi, Abu Zayd Al-Balkhi yang berasal dari Balkh mendirikan sekolah di kota Baghdad yang khusus mengkaji dan membuat peta bumi. Selanjutnya, abad XI M, Geografer Spanyol, Abu Ubaid Al-Bakri menulis Mu’jam al-Ista’jam (Ensiklopedi geografi) dan al-Masalikc Wa al- Mamalik (Jalan dan Kerajaan). Buku pertama berisi nama-nama tempat di Jazirah Arab. Sedangkan buku kedua berisi pemetaan geografis dunia Arab zaman dahulu.
Pada abad XII, Geografer Muslim Lainnya, al-Idrisi berhasil membuat peta dunia. Al-Idrisi yang lahir tahun 1100 M di Ceuta Spanyol juga menulis buku geografi yang berjudul Nazhah al-Muslak fi Ikhtira al-Falak (Tempat Orang yang Rindu Menembus Cakrawala). Buku ini sangat berpengaruh sehingga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul geographia Nubiensis.
Seabad kemudian, dua Geografer Muslim, Qutubuddin Asy-Syirazi (1236-1311 M) dan Yaqut ar-Rumi (1179-1229 ) berhasil melakukan terobosan membuat peta Laut Putih (Laut Tengah) yang dihadiahkan kepada raja Persia. Sedangkan Yaqut menulis enam jilis ensiklopedi bertajuk Mu’jam al-Buldan (Ensikloped Negeri-Negeri).
Penjelajah asal Marolo, Ibnu Battuta pada abad XIV memberi sumbangan dalam menemukan rute perjalanan baru. Hampir selama 30 tahun Ibnu Battuta menjelajahi daratan dan mengarungi lautan mengelilingi dunia. Penjelajah Muslim lainnya yang mampu mengubah rute perjalanan laut adalah Laksmana Cheng Ho dari Tiongkok. Dia melukan ekspedisi sebanyak 7 kali dari tahun 1405-1433.
Berkembangnya ilmu Geografi, dengan sendirinya memberi kontribusi bagi pengembangan Ilmu Bumi. Dan ilmuwan Muslim banyak memberi kontribusi dalam bidang ini. Al-Kindi misalnya, diakui sangat berjasa sebagai Geografer pertama yang memperkenalkan percobaan dalam ilmu bumi, sedangkan al-Biruni didapuk sebagai “Bapak Geodesi” yang memberi kontribusi terhadap gegrafi dan geologi.
John O’Connor dan Edmund F Robertson menuliskan pengakuannya terhadap kontribusi al-Biruni dalam Mac-Tutor History of Mathematics. Menurut mereka, al-Biruni telah menyumbangkan kontribusi penting bagi pengembangan geografi dan geodesi. Al-Biruni lah yang memperkenalkan teknik pengukuran bumu dan jaraknya dengan menggunakan triangulation.
Al-Biruni juga yang menemukan radius bumi mencapai 6.339,6 km. hingga abad XVI, Barat belum mampu mengukur radius bumi seperti yang dilakukan al –Biruni. “Bapak Sejarah Sains”, George Sarton, juga mengakui kontribusi sarjana Muslim dalam pengembangan Geografi dan Geologi. “Kita menemukan penelitian kimia, sebuah teori pembentukan besi yang ditulis oleh sarjana Muslim”, tulis sarton.
Salah satu kekhasan yang dikembangkan Geografer Muslim adalah munculnya “Bio-Geografi.” Hal ini didorong oleh banyaknya orang Arab di era kekhalifahan yang tertarik mendistribusikan dan mengklasifikasi tanaman, binatang, dan evolusi kehidupan. Para sarjana Muslim telah menganalisa berbagai jenis tanaman yang bermanfaat untuk kehidupan.
(sumber; Sabili Edisi Khusus “The Great Muslim Travelers).
No comments:
Post a Comment