27 July 2010

Madrasah Singapura Berkurikulum Moderen

Selain pendidikan agama Islam, siswa juga belajar tentang subjek umum
SINGAPURA— Para siswa mempelajari agama Islam sementara mereka juga mempelajari subjek-subjek non Islam, membuat madrasa Al Irsyad Al Islamiah di Singapura menjadi contoh pendidikan Islam yang sejalan dengan dunia modern di negeri singa tersebut.

"Ini seperti halnya American Idol," ujar Razak Mohamed Lazim, kepala Al Irsyad seperti yang dikutip oleh New York Times, 23 April. Di dalam sekolah siswa memulai harinya dengan doa dan puja-puji shalawat terhadap Nabi Muhammad.

Saat di kelas, siswa mempelajari subjek agama seperti halnya mata pelajaran lain, seperti Bahasa Inggris, Matematika, dan mata pelajaran lain sesuai kurikulum nasional.

"Di sini, mereka mengajari banyak hal dari sekedar belajar Islam," ujar Noridah Mahad, 44, salah satu orang tua siswa yang bersekolah di sana. "Sehingga siswa Muslim akan memahami dua hal: tentang Islam dan tentang dunia luar," imbuhnya

Madrasah Al Irsyad Al Islamiah sendiri memiliki total siswa 900 orang mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Demi mengakomodasi kurikulum ganda, Islam dan nasional, sekolah memiliki waktu sekolah tiga jam lebih panjang dari pada sekolah umumnya. Madrasah Al Irsyad menempati urutan pertama dari enam madrasah yang ada di Negeri Singa tersebut.

Selain menganut kurikulum modern, institusi pendidikan Islam tersebut juga memiliki titik utama sebagai Islamic Center dari Dewan Agama Islam Singapura, dewan penasihat yang memberi masukan kepada pemerintah perihal urusan menyangkut Muslim.

Al Irsyad dipilih untuk menjadi pusat "percontohan" ujar Razak yang juga menjadi anggota dewan agama tersebut. Muslim di Singapura diperkirakan mencapai 450 ribu hingga 500, menjadi 14 hingga 15 persen dari total populasi.

Banyak lulusan dari Al Irsyad mengaku beruntung bersekolah di institusi tersebut. "Ada yang menjadi pegawai pemerintahan, beberapa lagi menjadi guru dan ada pula yang bekerja di layanan sipil," ujar Mohamed Muneer, 32 tahun, guru kimia di Al Irsyad.

"Keseimbangan antara mata pelajaran Islam dan umum sangat membantu siswa menjalani hidup normal bila dibanding dengan siswa madrasah lain," ujarnya.

Madrasah di Singapura mengalami peningkatan popularitas pada tahun 1990-an sejalan dengan ketertarikan baru terhadap Islam. Hanya saja peningkatan itu sedikit menurun dengan miskinnya pendidikan non-religius dalam mata pelajaran madrasah, hal yang sempat menjadi perhatian negara.

Pada 2003, pemerintah membuat kewajiban standar pendidikan sekolah dasar untuk diikuti semua sekolah umum, mengikutkan pula madrasah, dan memeri tenggat agar setiap sekolah memberikan standar dasar hingga tahun 2010 nanti

Jika mereka gagal, mereka harus menghentikan memberikan pendidikan dasar kepada anak-anak.

"Peraturan tersebut memaksa madrasah mengganti kurikulum mereka tak sekedar murni sekolah agama," ujar Mukhlis Abu Bakar, ahli pendidikan madrasah di Institut Pendidikan Nasional, sekaligus guru di di Al Irsyad

Dilihat sebagai model pendidikan Islam yang segelombang dengan dunia modern, Al Irsyad kini bahkan menjadi model bagi banyak sekolah serupa di kawasan Asia Selatan.

Dua madrasah di Indonesia mengacu pada kurikulum Al Irsyad. Institusi itu baru-baru ini juga melakukan perbincangan kerjasama dengan madrasah Filipina dan Thailand dalam hal transfer model kurikulum moderen.


"Dunia Muslim secara umum tengah berjuang dalam pendidikan Islam,"ujar Razak. "Dalam banyak kasus, itu juga tantangan yang dihadapi dunia Muslim, Karena sering kali kita lupa tidak memasukkan kebutuhan Islam sebagai keyakinan yang harus hidup dan berinteraksi di tengah-tengah komunitas lain dan agama lain," ujarnya.

No comments: